Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi

IKAMABA "Ikatan Keluarga Alumni Madrasan Aliyah Negeri Banyuwangi"

AULA MAN BANYUWANGI

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

LOGO MADRASAH ALIYAH NEGRI BANYUWANGI

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Logo Group IKAMABA FB

Demi Menjalin Ukhuah Islamiyah, Silaturrahim dan Persaudaraan Antar Alumni MAN Banyuwangi

Minggu, 30 September 2012

BERAWAL DARI KESALAHPAHAMAN



Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya, dia adalah satu-satunya
 harapan nenek, nenek pula yg membesarkannya dan menyekolahkan dia hingga
 tamat kuliah.
.
 Saya terus mengangguk tanda setuju, kami segera menyiapkan sebuah kamar
 yg menghadap taman untuk nenek, agar dia dapat berjemur, menanam bunga dan
 sebagainya. Suami berdiri didepan kamar yg sangat kaya dgn sinar
 matahari, tidak sepatah katapun yg terucap tiba-tiba saja dia mengangkat saya dan
 memutar-mutar saya seperti adegan dalam film India dan berkata:
 "Mari,kita jemput nenek di kampung".
 '
 Suami berbadan tinggi besar, aku suka sekali menyandarkan kepalaku ke
 dadanya yg bidang, ada suatu perasaan nyaman dan aman disana. Aku seperti
 sebuah boneka kecil yg kapan saja bisa diangkat dan dimasukan kedalam
 kantongnya. Kalau terjadi selisih paham diantara kami, dia suka tiba-tiba
 mengangkatku tinggi-tinggi diatas kepalanya dan diputar-putar sampai aku
 berteriak ketakutan baru diturunkan. Aku sungguh menikmati saat-saat
 seperti itu.
 Kebiasaan nenek di kampung tidak berubah. Aku suka sekali menghias rumah
 dengan bunga segar, sampai akhirnya nenek tidak tahan lagi dan berkata
 kepada suami:"Istri kamu hidup foya-foya, buat apa beli bunga? Kan bunga
 tidak bisa dimakan?" Aku menjelaskannya kepada nenek: "Ibu, rumah dengan
 bunga segar membuat rumah terasa lebih nyaman dan suasana hati lebih
 gembira". Nenek berlalu sambil mendumel, suamiku berkata sambil tertawa:
 "Ibu, ini kebiasaan orang kota, lambat laun ibu akan terbiasa juga."
 .
 Nenek tidak protes lagi, tetapi setiap kali melihatku pulang sambil membawa bunga, dia   tidak bisa menahan diri untuk bertanya berapa harga bunga itu, setiap mendengar jawabanku dia selalu mencibir sambil menggeleng-gelengkan kepala. Setiap membawa pulang barang belanjaan,dia selalu tanya itu berapa harganya, ini berapa. Setiap aku jawab, dia selalu berdecak dengan suarakeras. Suamiku memencet hidungku sambil berkata: "Putriku, kan kamu bisa berbohong. Jangan katakan harga yang sebenarnya."
Lambat laun, keharmonisan dalam rumah tanggaku mulai terusik.
 .
 Nenek sangat tidak bisa menerima melihat suamiku bangun pagi menyiapkan
 sarapan pagi untuk dia sendiri, di mata nenek seorang anak laki-laki masuk ke dapur adalah hal yang sangat memalukan. Di meja makan, wajah nenek selalu cemberut dan aku sengaja seperti tidak mengetahuinya. Nenek selalu  membuat bunyi-bunyian dengan alat makan seperti sumpit dan sendok, itulah cara  dia protes.
 .
 Aku adalah instrukstur tari, seharian terus menari membuat badanku sangat letih, aku tidak ingin membuang waktu istirahatku dengan bangun pagi  apalagi disaat musim dingin. Nenek kadang juga suka membantuku di dapur, tetapi makin dibantu aku menjadi semakin repot, misalnya: dia suka menyimpan  semua kantong-kantong bekas belanjaan, dikumpulkan bisa untuk dijual katanya. Jadilah rumahku seperti tempat pemulungan kantong plastik, dimana-mana terlihat kantong plastik besar tempat semua kumpulan kantong plastik.


 Kebiasaan nenek mencuci piring bekas makan tidak menggunakan cairan
 pencuci, agar supaya dia tidak tersinggung, aku selalu mencucinya sekali lagi pada
 saat dia sudah tidur. Suatu hari, nenek mendapati aku sedang mencuci
 piring malam harinya, dia segera masuk ke kamar sambil membanting pintu dan
 menangis. Suamiku jadi serba salah, malam itu kami tidur seperti orang
 bisu, aku coba bermanja-manja dengan dia, tetapi dia tidak perduli. Aku menjadi kecewa dan marah."Apa salahku?" Dia melotot sambil berkata: "Kenapa tidak kamu biarkan saja? Apakah memakan dengan piring itu bisa membuatmu mati?"
 .
 Aku dan nenek tidak bertegur sapa untuk waktu yg culup lama, suasana  menjadi kaku. Suamiku menjadi sangat kikuk, tidak tahu harus berpihak pada siapa? Nenek tidak lagi membiarkan suamiku masuk ke dapur, setiap pagi dia selalu bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuknya, suatu kebahagiaan terpancar di wajahnya jika melihat suamiku makan dengan lahap, dengan  sinar mata yang seakan mencemohku sewaktu melihat padaku, seakan berkata dimana tanggung jawabmu sebagai seorang istri?  Demi menjaga suasana pagi hari agar tidak terganggu, aku selalu membeli makanan diluar pada saat berangkat kerja. Saat tidur, suami  berkata:"Luci, apakah kamu merasa masakan ibu tidak enak dan tidak bersih sehingga kamu tidak pernah makan di rumah?" sambil memunggungiku dia berkata tanpa menghiraukan air mata yg mengalir di kedua belah pipiku. Dan dia akhirnya berkata: "Anggaplah ini sebuah permintaanku, makanlah bersama kami setiap pagi". Aku mengiyakannya dan kembali ke meja makan yg serba canggung itu.
.
 Pagi itu nenek memasak bubur, kami sedang makan dan tiba-tiba ada suatu perasaan yg sangat mual menimpaku, seakan-akan isi perut mau keluar semua. Aku menahannya sambil berlari ke kamar mandi, sampai disana aku segera mengeluarkan semua isi perut. Setelah agak reda, aku melihat suamiku  berdiri didepan pintu kamar mandi dan memandangku dengan sinar mata yg tajam,  diluar sana terdengar suara tangisan nenek dan berkata-kata dengan bahasa daerahnya. Aku terdiam dan terbengong tanpa bisa berkata-kata. Sungguh bukan sengaja aku berbuat demikian! Pertama kali dalam perkawinanku, aku bertengkar hebat dengan suamiku, nenek melihat kami dengan mata merah dan berjalan menjauh...... suamiku segera mengejarnya keluar rumah.
Menyambut anggota baru tetapi dibayar dengan nyawa nenek.
 Selama 3 hari suamiku tidak pulang ke rumah dan tidak juga meneleponku. Aku sangat kecewa, semenjak kedatangan nenek di rumah ini, aku sudah banyakmengalah, mau bagaimana lagi? Entah kenapa aku selalu merasa mual dan kehilangan nafsu makan ditambah lagi dengan keadaan rumahku yang kacau, sungguh sangat menyebalkan. Akhirnya teman sekerjaku berkata:"Luci, sebaiknya kamu periksa ke dokter". Hasil pemeriksaan menyatakan aku  sedang hamil. Aku baru sadar mengapa aku mual-mual pagi itu. Sebuah berita  gembira yg terselip juga kesedihan. Mengapa suami dan nenek sebagai orang yg berpengalaman tidak berpikir sampai sejauh itu?
 .
 Di pintu masuk rumah sakit aku melihat suamiku, 3 hari tidak bertemu dia berubah drastis, muka kusut kurang tidur, aku ingin segera berlalu tetapi rasa iba membuatku tertegun dan memanggilnya. Dia melihat ke arahku tetapi seakan akan tidak mengenaliku lagi, pandangan matanya penuh dengan kebencian dan itu melukaiku. Aku berkata pada diriku sendiri, jangan lagi  melihatnya dan segera memanggil taksi. Padahal aku ingin memberitahunya bahwa kami akan segera memiliki seorang anak. Dan berharap aku akan diangkatnya tinggi-tinggi dan diputar-putar sampai aku minta ampun tetapi..... mimpiku tidak menjadi kenyataan. Didalam taksi air mataku mengalir dengan deras. Mengapa kesalah pahaman ini berakibat sangat buruk?
 .
 Sampai di rumah aku berbaring di ranjang memikirkan peristiwa tadi, memikirkan sinar matanya yg penuh dengan kebencian, aku menangis dengan sedihnya. Tengah malam,aku mendengar suara orang membuka laci, aku menyalakan lampu dan melihat dia dgn wajah berlinang air mata sedang mengambil uang dan buku tabungannya. Aku nenatapnya dengan dingin tanpa berkata-kata. Dia seperti tidak melihatku saja dan segera berlalu. Sepertinya dia sudah memutuskan utk meninggalkan aku. Sungguh lelaki yg sangat picik, dalam saat begini dia masih bisa membedakan antara cinta dengan uang. Aku tersenyum sambil menitikan air mata.
 .
 Aku tidak masuk kerja keesokan harinya, aku ingin secepatnya membereskan masalah ini, aku akan membicarakan semua masalah ini dan pergi mencarinya  di kantornya.Di kantornya aku bertemu dengan seketarisnya yg melihatku  dengan wajah bingung."Ibunya pak direktur baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang berada di rumah sakit. Mulutku terbuka lebar. Aku  segera menuju rumah sakit dan saat menemukannya, nenek sudah meninggal. Suamiku tidak pernah menatapku, wajahnya kaku. Aku memandang jasad nenek yg  terbujur kaku.. Sambil menangis aku menjerit dalam hati: "Tuhan, mengapa ini bias terjadi?" Sampai selesai upacara pemakaman, suamiku tidak pernah bertegur sapa denganku, jika memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan  kebencian.
 .
 Peristiwa kecelakaan itu aku juga tahu dari orang lain, pagi itu nenek berjalan ke arah terminal, rupanya dia mau kembali ke kampung. Suamiku mengejar sambil berlari, nenek juga berlari makin cepat sampai tidak  melihat sebuah bus yg datang ke arahnya dengan kencang. Aku baru mengerti mengapa pandangan suamiku penuh dengan kebencian. Jika aku tidak muntah pagi itu, jika kami tidak bertengkar, jika........ .... dimatanya, akulah penyebab kematian nenek.
 .
 Suamiku pindah ke kamar nenek, setiap malam pulang kerja dengan badan  penu dengan bau asap rokok dan alkohol. Aku merasa bersalah tetapi juga merasa harga diriku terinjak-injak. Aku ingin menjelaskan bahwa semua ini bukan salahku dan juga memberitahunya bahwa kami akan segera mempunyai anak. Tetapi melihat sinar matanya, aku tidak pernah menjelaskan masalah ini. Akurela dipukul atau dimaki-maki olehnya walaupun ini bukan salahku. Waktu berlalu dengan sangat lambat. Kami hidup serumah tetapi seperti tidak mengenal satu sama lain. Dia pulang makin larut malam. Suasana tegang didalam rumah.
 .
 Suatu hari, aku berjalan melewati sebuah café, melalui keremangan lampu  dan kisi-kisi jendela, aku melihat suamiku dengan seorang wanita didalam. Dia sedang menyibak rambut sang gadis dengan mesra. Aku tertegun dan mengerti apa yg telah terjadi. Aku masuk kedalam dan berdiri di depan mereka  sambil menatap tajam kearahnya. Aku tidak menangis juga tidak berkata apapun  karena aku juga tidak tahu harus berkata apa. Sang gadis melihatku dan ke arah suamiku dan segera hendak berlalu. Tetapi dicegah oleh suamiku dan  menatap kembali ke arahku dengan sinar mata yg tidak kalah tajam dariku. Suara detak jantungku terasa sangat keras, setiap detak suara seperti suara menuju kematian.
.
 Akhirnya aku mengalah dan berlalu dari hadapan mereka, jika tidak.. mungkin aku akan jatuh bersama bayiku dihadapan mereka. Malam itu dia tidak pulang ke rumah. Seakan menjelaskan padaku apa yang telah terjadi. Sepeninggal nenek, rajutan cinta kasih kami juga sepertinya telah berakhir. Dia tidak kembali lagi ke rumah, kadang sewaktu pulang ke rumah, aku mendapati  lemari seperti bekas dibongkar. Aku tahu dia kembali mengambil barang-barang keperluannya. Aku tidak ingin menelepon dia walaupun kadang terbersit suatu keinginan untuk menjelaskan semua ini. Tetapi itu tidak terjadi..... ...., semua berlalu begitu saja.
.
 Aku mulai hidup seorang diri, pergi check kandungan seorang diri. Setiap kali melihat sepasang suami istri sedang check kandungan bersama, hati  ini serasa hancur. Teman-teman menyarankan agar aku membuang saja bayi ini, tetapi aku seperti orang yg sedang histeris mempertahankan miliknya. Hitung-hitung sebagai pembuktian kepada nenek bahwa aku tidak bersalah.
 .
 "Suatu hari pulang kerja, aku melihat dia duduk didepan ruang tamu.
 Ruangan penuh dengan asap rokok dan ada selembar kertas diatas meja, tidak perlu
 tanya aku juga tahu surat apa itu. 2 bulan hidup sendiri, aku sudah bisa mengontrol emosi. Sambil membuka mantel dan topi aku berkata kepadanya:"Tunggu sebentar, aku akan segera menanda tanganinya". Dia melihatku  dengan pandangan awut-awutan demikian juga aku. Aku berkata pada diri sendiri, jangan menangis, jangan menangis. Mata ini terasa sakit sekali tetapi aku terus bertahan agar air mata ini tidak keluar.
 .
 Selesai membuka mantel, aku berjalan ke arahnya dan ternyata dia memperhatikan perutku yg agak membuncit. Sambil duduk di kursi, aku menanda tangani surat itu dan menyodorkan kepadanya."Luci, kamu hamil?" Semenjak nenek meninggal, itulah pertama kali dia berbicara kepadaku. Aku tidak  bisa lagi membendung air mataku yg mengalir keluar dengan derasnya. Aku menjawab: "Iya, tetapi tidak apa-apa. Kamu sudah boleh pergi". Dia tidak pergi,  dalam keremangan ruangan kami saling berpandangan. Perlahan-lahan dia membungkukan badannya ke tanganku, air matanya terasa menembus lengan bajuku. Tetapi  di lubuk hatiku, semua sudah berlalu, banyak hal yg sudah pergi dan tidak  bisa diambil kembali. Entah sudah berapa kali aku mendengar dia mengucapkan kata: "Maafkan aku, maafkan aku". Aku pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak bisa. Tatapan matanya di cafe itu tidak akan pernah aku lupakan. Cinta diantara kami telah ada sebuah luka yg menganga. Semua ini adalah sebuah akibat kesengajaan darinya.
 .
 Berharap dinding es itu akan mencair, tetapi yang telah berlalu tidak  akan pernah kembali. Hanya sewaktu memikirkan bayiku, aku bisa bertahan untuk terus hidup. Terhadapnya, hatiku dingin bagaikan es, tidak pernah  menyentuh semua makanan pemberian dia, tidak menerima semua hadiah pemberiannya  tidak  juga berbicara lagi dengannya. Sejak menanda tangani surat itu, semua cintaku padanya sudah berlalu, harapanku telah lenyap tidak berbekas.
 .
 Kadang dia mencoba masuk ke kamar untuk tidur bersamaku, aku segera  berlalu ke ruang tamu, dia terpaksa kembali ke kamar nenek. Malam hari, terdengar suara orang mengerang dari kamar nenek tetapi aku tidak perduli. Itu  adalah permainan dia dari dulu. Jika aku tidak perduli padanya, dia akan berpura-pura sakit sampai aku menghampirinya dan bertanya apa yang sakit. Dia lalu akan memelukku sambil tertawa terbahak-bahak. Dia lupa........ , itu adalah dulu, saat cintaku masih membara, sekarang apa lagi yg aku miliki?

 Begitu seterusnya, setiap malam aku mendengar suara orang mengerang  sampai anakku lahir. Hampir setiap hari dia selalu membeli barang-barang perlengkapan bayi, perlengkapan anak-anak dan buku-buku bacaan untuk anak-anak. Setumpuk demi setumpuk sampai kamarnya penuh sesak dengan barang-barang. Aku tahu dia mencoba menarik simpatiku tetapi aku tidak bergeming. Terpaksa dia mengurung diri dalam kamar, malam hari dari  kamarnya selalu terdengar suara pencetan keyboard komputer. Mungkin dia lagi tergila-gila chatting dan berpacaran di dunia maya pikirku. Bagiku itu  bukan lagi suatu masalah.
 .
 Suatu malam di musim semi, perutku tiba-tiba terasa sangat sakit dan aku berteriak dengan suara yg keras. Dia segera berlari masuk ke kamar, sepertinya dia tidak pernah tidur. Saat inilah yg ditunggu-tunggu  olehnya. Aku digendongnya dan berlari mencari taksi ke rumah sakit. Sepanjang jalan, dia mengenggam dengan erat tanganku, menghapus keringat dingin yg  mengalir di dahiku. Sampai di rumah sakit, aku segera digendongnya menuju ruang bersalin. Di punggungnya yg kurus kering, aku terbaring dengan hangat  dalam dekapannya. Sepanjang hidupku, siapa lagi yg mencintaiku sedemikian rupa jika bukan dia?
 .
 Sampai dipintu ruang bersalin, dia memandangku dengan tatapan penuh kasih sayang saat aku didorong menuju persalinan, sambil menahan sakit aku  masih sempat tersenyum padanya.. Keluar dari ruang bersalin, dia memandang aku dan anakku dengan wajah penuh dengan air mata sambil tersenyum bahagia. Aku memegang tangannya, dia membalas memandangku dengan bahagia, tersenyum  dan  menangis lalu terjerambab ke lantai. Aku berteriak histeris memanggil namanya.
 .
 Setelah sadar, dia tersenyum tetapi tidak bisa membuka matanya...... aku pernah berpikir tidak akan lagi meneteskan sebutir air matapun untuknya, tetapi kenyataannya tidak demikian, aku tidak pernah merasakan sesakit seperti saat ini. Kata dokter, kanker hatinya sudah sampai pada stadium mematikan, bisa bertahan sampai hari ini sudah merupakan sebuah mukjizat. Aku tanya kapankah kanker itu terdeteksi? 5 bulan yg lalu kata dokter,bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk. Aku tidak lagi peduli dengan nasehat perawat, aku segera pulang ke rumah dan ke kamar nenek  lalu menyalakan komputer.
.
 Ternyata selama ini suara orang mengerang adalah benar apa adanya, aku  masih berpikir dia sedang bersandiwara...... Sebuah surat yg sangat panjang ada  di dalam komputer yg ditujukan kepada anak kami. "Anakku, demi dirimu aku  terus bertahan, sampai aku bisa melihatmu. Itu adalah harapanku... Aku tahu  dalam hidup ini, kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan kekecewaan, sungguh bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu tetapi ayah tidak mempunyai kesempatan untuk itu. Didalam komputer ini, ayah mencoba memberikan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yg akan  kamu hadapi. Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah. "Anakku, selesai menulis surat ini, ayah merasa telah menemanimu hidup selama bertahun-tahun. Ayah sungguh bahagia. Cintailah ibumu, dia sungguh menderita, dia adalah orang  yg paling mencintaimu dan adalah orang yg paling ayah cintai".
 .
 Mulai dari kejadian yg mungkin akan terjadi sejak TK , SD , SMP, SMA  sampai kuliah, semua tertulis dengan lengkap didalamnya. Dia juga menulis sebuah surat untukku. "Kasihku, dapat menikahimu adalah hal yg paling bahagia  aku rasakan dalam hidup ini. Maafkan salahku, maafkan aku tidak pernah memberitahumu tentang penyakitku. Aku tidak mau kesehatan bayi kita terganggu oleh karenanya. Kasihku, jika engkau menangis sewaktu membaca surat ini, berarti kau telah memaafkan aku. Terima kasih atas cintamu
 padaku selama ini. Hadiah-hadiah ini aku tidak punya kesempatan untuk memberikannya
 pada anak kita.. Pada bungkusan hadiah tertulis semua tahun pemberian padanya".
 .
 Kembali ke rumah sakit, suamiku masih terbaring lemah. Aku menggendong anak
kami dan membaringkannya diatas dadanya sambil berkata: "Sayang, bukalah matamu sebentar saja, lihatlah anak kita. Aku mau dia merasakan kasih  sayang dan hangatnya pelukan ayahnya". Dengan susah payah dia membuka matanya, tersenyum... ....... anak itu tetap dalam dekapannya, dengan tangannya yg mungil memegangi tangan ayahnya yg kurus dan lemah. Tidak tahu aku sudah menjepret berapa kali momen itu dengan kamera di tangan sambil berurai air mata........ .........
.
 Teman2 terkasih, aku sharing cerita ini kepada kalian, agar kita semua  bisa menyimak pesan dari cerita ini. Mungkin saat ini air mata kalian sedang jatuh mengalir atau mata masih sembab sehabis menangis, ingatlah pesan dari cerita ini: "Jika ada sesuatu yg mengganjal di hati diantara kalian yg saling mengasihi, sebaiknya utarakanlah jangan simpan didalam hati". Siapa tau apa yg akan terjadi besok? Ada sebuah pertanyaan: Jika kita  tahu besok adalah hari kiamat, apakah kita akan menyesali semua hal yg telah  kita perbuat? atau apa yg telah kita ucapkan? Sebelum segalanya menjadi terlambat, pikirlah matang2 semua yg akan kita lakukan sebelum kita menyesalinya seumur hidup.

sumber : 

pada 2 Oktober 2011
pukul 16:46

Senin, 24 September 2012

JAWABAN SEORANG MUSLIM UNTUK FILM INNOCENCE OF MUSLIM

INILAH JAWABAN SEORANG MUSLIM UNTUK FILM INNOCENCE OF MUSLIM YANG MENGHINA RASULULLAH!!!

Aku adalah Muslim,

aku bangga menjadi Muslim,
karena sejarah membuktikan..

Bukan Muslim yang memulai perang dunia pertama.

Bukan Muslim yang memulai perang dunia kedua.
Bukan Muslim yang menghancurkan hiroshima dan nagasaki dengan menggunakan bom atom.
Bukan Muslim yang membunuh 200 juta indian amerika Utara.
Bukan Muslim yang menghabisi 80 juta indian amerika Selatan.
Bukan Muslim yang Membunuh 90 juta aborigin australia.
Bukan Muslim yang mengambil 180 juta orang afrika sebagai budak lalu membuang 70 persen dari mereka yang meninggal ke lautan atlantik.
Bukan Muslim yang menjajah Indonesia, Bosnia, Afghanistan, Ethopia, Checnya, Suriah dan negara" lainnya..
Bukan Muslim yang memfitnah irak dgn senjata pemusnah massal yg ternyata cuma isapan jempol belaka.
Bukan Muslim yang serakah merebut ladang minyak Timur Tengah.
Bukan Muslim yang suka menghina nabi & agama lain.

Dan aku bangga..

Walau Islam tidak pernah teriak" sbg agama damai, tapi Muslim tidak pernah menyerang siapa2.
Walau Islam tidak pernah teriak" HAM & toleransi, tapi Muslim paling toleransi
dibanding "PENDEKAR HAM" Amerika yang rasis kepada kulit hitam,
dibanding perancis yang melarang jilbab,
dibanding swedia yang melarang Adzan,
dibanding swiss yang melarang pendirian Masjid.

Muslim mayoritas itu toleransi

Muslim minoritas itu PEMBERANI.
Tapi tidak ada toleransi untuk melanggar perintah ALLAH SWT.
Muslim bukan anjing yang serakah dengan nafsu menjajah
Muslim bukan monyet licik yang selalu menebarkan fitnah.
Muslim tidak pernah mencari musuh &
Muslim HARAM lari dari yg memusuhinya.

Maaf atas tulisan kami tuliskan Fakta ini, Kami sdg dihina dgn luar biasa, maka kami angkat fakta" ini demi membela agama kami. Bukan bermaksud utk memusuhi atau menjatuhkan agama lain.

اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَرُ، اَللّهُ اَكْبَر،
 
sumber  : Cak Ilunk
 

Minggu, 16 September 2012

BELAJAR ARTI PENTINGYA UKHUWA

Peristiwa bentrokan masyarakat penganut faham yang berbeda dengan masyarakat disekitarnya di beberapa daerah di Indonesia, yang mengakibatkan kerugian materiil, spirituil, dan nyawa melayang, menjadi pelajaran buat kita untuk menjaga ukhuwa (persaudaraan) antar umat Islam, antar sesama warga Negara, antar umat beragama.

Janganlah kita saling menghina agama, faham atau keyakinan orang lain yang berbeda dengan kita. Hal ini, akan bertentangan dengan UUD 45 Pasal 2, terlebih sampai terjadi penganiayaan sebagai pelanggaran Hukum KUHP Pelanggaran tentang keamanan umum bagi orang dan barang dan kesehatan umum Pasal 489: (1) Kenakalan terhadap orang atau barang sehingga dapat mendatangkan bahaya, kerugian atau kerusuhan, dihukum denda sebanyak-banyaknya... (2) Jika pelanggaran belumlalu satu tahun bisa diganti hukuman kurungan ,,,,(KUHP.45,170,406s).
Negara kita adalah negara hukum jika anda merasa diganggu dengan orang lain (diejek, dijelek-jelekkan)agama,faham keyakinan kita...segera laporkan orang tersebut ke Polisi atau melalui lembaga bantuan hukum Ormas anda misal lembaga bantuan Hukum PWNU Jatim.Catat nama dan alamat orang tersebut.

Agama pada dasarnya bukan untuk diperdebatkan, tetapi agama sebagai jalan hidup menuju kesejahteraan di dunia dan akhirat, jangan saling mengklaim mana yang benar dan yang salah, toh kita sama-sama belum pernah ke AKHIRAT...kelak di akhirat keyakinan Agama atau faham keyakinan anda benar ada di Syurga ya syukur....atau ternyta keyakinan orang lain yang benar??? itu semua nanti ila yaumil akhir...saat ini kembali kepada keyakinan kita masing-masing.....Wallahu aklamu bi al showab


Sabtu, 08 September 2012

Kebiasaan Buruk Orang Tua terhadap Anaknya

Mungkin anda sering mendapatkan pertanyaan di kepala anda mengenai perkembangan anak anak anda, biasa yang sering anda keluhkan, kenapa anak saya jadi sering melawan?, kenapa anak saya susah diatur? dan masih banyak lagi pertanyaan pertanyaan yang membuat kepala anda penuh dengan tanda tanya.
nah, saat ini akan di bahas mengenai hal hal yang berhubungan dengan pendidikan anak-anak kita dirumah, yang pada umumnya kita sendiri yang membuat perkembangan anak kita menjadi seorang anak yang kelakuan dan sifatnya jauh berbeda dari apa yang kita harapkan selaku orang tua.
Ada banyak hal yang sering para orang tua lakukan atau kebiasaan kebiasaan yang sering tidak disadari, tapi sangat berpengaruh pada pertumbuhan mental si Anak. di sini akan dikelompokkan kebiasaan kebiasaan itu dalam beberapa kelompok di bawah ini.
Berikut Kebiasaan-Kebiasaan Buruk Orangtua Terhadap Anak:
1. Kita selalu membiasakan Anak Menjadi figure yang tak pernah salah!
Dapat dicontohkan kebiasaan para orang tua, bila anak kita sedang berjalan tiba tiba ia menabrak meja dan akibatnya terjatuh dan menangis, maka kita selaku orang tua sering melakukan sesuatu hal yang tujuannya agar tangisan anak segera berhenti, dengan memukul dan memarahi meja yang ditabrak si anak, sambil berkata, “Siapa yang nakal nak?, ini ya meja, ini ibu sudah pukul mejanya, cup…cup… diam ya”, dan biasanya si anak akan segera diam dari tangisnya.
Analisanya : Para orang tua sudah membiasakan si anak menjadi figure yang tak pernah salah, dan ini akan menciptakan pemikiran yang terekam didalam benak si anak dan terus terbawa hingga ia dewasa, akibatnya bila setiap ia mengalami sesuatu peristiwa dan terjadi sesuatu kekeliruan, maka yang keliru atau salah adalah orang lain atau pihak lain dan dirinya selalu benar.
Kadang kita selaku orang tua baru menyadari akan hal tersebut, bila si anak mulai melawan kepada kita, karena sejak kecil tanpa disadari kita telah mengajarinya untuk tidak pernah merasa bersalah.
Apa yang sebaiknya kita lakukan ketika si anak baru belajar berjalan dan menabrak sesuatu sehingga membuatnya menangis ?
Sebaiknya kita lakukan adalah ajarilah si anak untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi, katakana kepadanya ( sambil mengusap bagian yang menurutnya terasa sakit ), “Sayang, kamu terbentur meja ya, sakit ya ? lain kali hati hati ya sayang, jalannya pelan pelan saja dulu, supaya tidak menabrak meja lagi”.
2. Kita sering melakukan kebohongan kecil
Pada awalnya anak-anak kita selalu mendengarkan apa apa yang dikatakan oleh orang tuanya. Mengapa ?, karena mereka sepenuhnya percaya pada orang tuanya. Namun, ketika anak kita beranjak besar, ia mulai tidak menuruti perkataan orang tuanya atau permintaan orang tuanya. Apa yang terjadi ?, Apakah anak kita sudah tidak percaya lagi kepada perkataan atau ucapan ucapan kita ?
Tanpa disadari, kita selaku orang tua sering melakukan kebohongan kebohongan kecil setiap harinya. Salah satu contoh, saat seorang ayah ingin berangkat ke kantor dan si anak menangis ingin ikut, maka si ayah berkata,” Sayang, ayah hanya pergi kedepan saja ya, sebentaaaar ya, sayang…, adik sama ibu dulu dirumah”. Tapi kenyataannya sang ayah pulangnya hingga malam.
Analisanya : Dari contoh diatas, jika kita berbohong ringan atau sering disebut ‘bohong kecil’, tapi dampaknya ternyata sangat besar pada pertumbuhan mental si anak, maka si anak akan tidak percaya lagi kepada kita sebagai orang tuanya, si anak tidak bisa membedakan pernyataan kita bisa dipercaya atau tidak, akibat lanjutnya si anak menganggap semua yang diucapkan oleh orang tuanya adalah bohong, dan sejak saat itu si anak akan menetapkan bahwa peryataan orang tuanya itu selalu bohong, dan si anak mulai tidak menuruti segala perkataan kita.
Apa yang sebaiknya kita lakukan ?
Berkatalah dengan jujur kepada si anak, ungkapkan dengan penuh kasih sayang dan memberikan sebuah pengertian :
“Sayang, ayah akan pergi ke kantor dulu ya, adik tidak bisa ikut, tapi kalau ayah pergi ke taman, adik boleh ikut”.
Kita tidak perlu merasa kuatir dan menjadi terburu buru dengan keadaan ini, pastinya akan membutuhkan waktu lebih untuk memberikan pengertian kepada si anak, karena biasanya si anak akan menangis. Si anak menangis karena ia belum memahami keadaan mengapa sang ayah harus selalu pergi di pagi hari. Kita harus perlu sabar dan lakukan pengertian kepada si anak secara terus menerus, perlahan si anak akan memahami mengapa sang ayah selalu pergi di pagi hari. Sebaliknya bila sang ayah pergi ke tempat lain selain ke kantor, maka si anak pasti dibawa, dengan melakukan kejujuran ini dalam setiap perkataan kita, maka si anak akan mampu memahami apa yang kita katakan dan akan menuruti dengan apa yang kita katakan.
3. Kita selalu sering mengancam
Tanpa kita sadari kita sering melakukan sebuah ancaman ancaman kecil pada si anak, sebagai contoh,
“Adik jangan nakal ya…, kalau adik nakal ibu tidak akan mebawa adik pergi tamasya, adik dirumah saja dengan bibi !”.
Analisanya : Seorang anak adalah mahluk yang sangat pandai dalam mempelajari pola pengasuhan orang tuanya, ia tidak hanya bisa mengetahui pola orang tuanya mendidik, tapi dapat menganalisa dan malah bisa membelokkan atau mengendalikan pola asuhan orang tuanya, Hal ini terjadi bila kita sering menggunakan ancaman ancaman dengan kata kata, namun setelah itu tidak ada tindak lanjutnya atau mungkin kita sudah lupa dengan ancaman tersebut yang pernah kita ucapkan.
Apa yang sebaiknya kita lakukan ?
Ancaman tidak menyelesaikan masalah nakalnya anak kita, sebaiknya kita memberikan nasehat yang mudah diterima oleh pikiran mereka, seperti contoh,”Adik, jangan nakal ya sayang, kalau adik nakal adik jadi tidak ganteng lagi, dan nanti adik jadi tidak punya teman, mau nggak adik kalau bermain tidak punya teman, kan tidak enak kalau adik bermain sendirian”.
4. Ayah dan Ibu tidak kompak
Mendidik bukan hanya tugas seorang ibu saja, atau ayah saja, namun keduanya. Anak tidak akan pernah menjadi lebih baik, ketika orang tua tidak kompak dan tidak memiliki kata sepakat dalam mendidik anak anaknya. Anak anak umumnya belum dapat memahami nilai nilai benar dan salah, mereka akan cepat menangkap rasa yang menyenangkan dan rasa tidak menyenangkan bagi dirinya.
Sebagai contoh, bila si anak disuruh tidur karena sudah waktunya tidur malam oleh ibunya, tapi tiba tiba ayahnya membela, sini nak kita nonton tivi sama ayah, besokkan hari minggu, jadi adik boleh nonton tivi sampai puas. Jika hal ini terjadi si anak akan memilih hal hal yang lebih menyenagkan dirinya, yaitu menonton tivi bersama ayahnya, apa akibatnya ?, si anak akan menilai bahwa ibunya jahat dan menilai ayahnya baik, dan akibat fatalnya, setiap si ibu memberikan perintah, ia akan mulai melawan dengan berlindung dibalik pembelaan ayahnya. Perlahan tapi pasti si anak akan terus melawan pada ibunya. Demikian juga sebaliknya.
Apa yang sebaiknya kita lakukan ?
Kita selaku orang tua harus selalu kompak, jangan pernah ada dualisme dalam mendidik anak atau melakukan standar ganda. Dihadapan si anak kita jangan pernah berbeda pendapat untuk hal hal yang berhubungan langsung dengan pola mendidik anak, Ingat pada saat salah satu dari kita sedang mendidik anak, maka pasangan kita harus selalu mendukungnya. Apabila ada pandangan yang berbeda dalam mendidik anak, bicarakan hal ini secara pribadi dengan pasangan kita.
Seharusnya yang kita lakukan adalah, saat pasangan kita menyuruh si anak tidur karena waktunya sudah malam, maka kita ikut mendukungnya dengan berkata,” iya… adik sekarang tidur dulu ya, sekarang sudah larut malam, supaya besok bangunnya tidak kesiangan, dan nonton tivinya bisa dilanjutkan esok hari”.
5. Menakut-nakuti si anak
Kebiasaan yang sering dilakukan para orang tua, bila si anak menagis dan berusaha untuk menenangkannya adalah menakut-nakuti, Seperti contoh, “Eh kalau adik menagis terus, nanti disuntik lho sama dokter !”. Atau contoh lain,”Awas ada pak polisi, kalau adik menangis terus nanti ditangkap oleh pak polisi!”.
Analisanya : Kebiasaan menakut-nakuti ini hampir mirip dengan kebiasaan mengancam, memang anak akan cenderung berhenti menangis dan menuruti keinginan kita, namun dengan pernyataan menakut-nakuti dan ancaman seperti itu, sebenarnya kita menanamkan rasa tidak suka atau benci pada pihak yang kita sebutkan, juga kita sebenarnya telah merendahkan diri kita, bahwa kita tidak punya kuasa apa apa untuk melarangnya. Akibatnya anak kita akan tidak suka atau takut dengan figure dokter atau figure pak polisi, yang sebenarnya tindakan ini sangat keliru sekali, karena kita akan sering berhubungan dengan dokter ketika anak kita sakit, akibatnya, bila anak kita sakit betulan, dan saatnya akan membawanya ke dokter, maka si anak akan segera menolaknya dengan berbagai cara.
Apa yang sebaiknya kita lakukan ?
Berkatalah jujur dan berikan pengertian pada si anak, seperti kita memberikan pengertian pada oarng dewasa, karena sesungguhnya anak anak juga mampu berpikir dewasa. Seharusnya yang kita lakukan adalah, Adik jangan menangis terus ya, kalau adik menangis terus nanti suara adik akan hilang, karena tenggorokan adik sakit, kalau tenggorokan adik sakit, adik tidak bisa memakan makanan kesukaan adik”.
6. Selalu memberi hadiah untuk perilaku yang buruk
Sering kali kita selaku orang tua tidak konsisten terhadap anak kita, bila hal ini terjadi, tanpa disadari kita telah mengajarkan anak kita untuk melawan kita. Seperti contoh, saat kita mengajak jalan jalan di sebuah pertokoan, tiba tiba si anak menginginkan mainan yang dilihatnya di toko yang kita lalui, saat itu kita melarangnya, dengan ucapan,” Adik, kan adik sudah punya mainan itu, kenapa harus membelinya lagi ?”. Namun si anak tidak mau mengerti, yang ia inginkan adalah semua keinginannya dikabulkan oleh orang tuanya, maka ia mulai menyusun siasat dengan berbagai cara untuk mendapatkan keinginannya itu, seperti dengan cara merengek terus hingga menangis, bila tidak dituruti maka ia akan menagis dengan suara yang lebih keras lagi, akibatnya kita orang tua menjadi terpojok, dari pada malu dengan orang orang sekitar, maka kita mengucapkan,”Iya iya…beli sana, tapi hanya satu saja ya, yang lain tidak boleh !”.
Analisanya : Inilah yang dimaksud dengan memberikan hadiah untuk perilaku buruk anak kita, akibatnya bila kita membiarkannya terus terjadi, ini akan menjadi senjata buat si anak, setiap saat kita mengajaknya jalan jalan ke pertokoan.
Apa yang sebaiknya kita lakukan?
Sebaiknya kita tetap berlaku konsisten terhadap anak kita, tidak perlu malu atau takut dikatakan sebagai orang tua yang ‘tegaan’ atau ‘kikir’, Ingatlah selalu, bahwa kita sedang mendidik anak, sekali kita konsisten, maka si anak tak akan pernah mencobanya lagi.
Sebaiknya kita mengucapkan,”Adik…kan adik sudah punya banyak mainan di rumah, lebih baik uangnya kita tabung saja, kan bisa untuk membeli keperluan adik yang lain, kan sebentar lagi kita lebaran, apa adik tidak mau beli baju lebaran yang baru seperti teman teman adik ?”
Nah inilah sebagian dari kebiasaan kebiasaan para orang tua yang kadang tidak disadari, akan berpengaruh buruk pada perkembangan mental anak anak kita.
berharap infomasi ini berguna untuk perkembangan jiwa/mental dan fisik anak anak kita yang akan menjadi sangat baik, dan nantinya generasi mendatang yang pastinya akan menggantikan kita, akan menjadi generasi yang tangguh, sehingga bangsa ini akan semakin tangguh dan semakin besar dan maju.

By. ErZa Ahmed
(Komaruzzaman Mukhlis, Lc)